BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Bayi yang lahir
dengan berat kurang dari 2.500 gram dianggap berat lahir rendah dan memiliki
peningkatan risiko kematian dan gangguan perkembangan.
Bayi berat lahir
rendah juga berisiko lebih besar untuk sindro m kematian bayi mendadak serta
masalah pernapasan, cere bral palsy, gangguan jantung dan ketidakmampuan
belajar.
Berdasarkan
perkiraan organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) hampir
semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang.
Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya
karena berat badan lahir rendah kurang dari 2.500 gram, dan Menurut WHO 17%
dari 25 juta persalinan pertahun adalah berat badan lahir rendah (BBLR).
Data saat ini
memperlihatkan bahwa status kesehatan anak Indonesia masih merupakan masalah
yang cukup tinggi yaitu sekitar 66,4% per 1000 kelahiran hidup dan 35,9% anak
yang lahir mempunyai kategori resiko tinggi. Bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR ), merupakan salah satu faktor resiko terhadap kematian bayi khsnya
pada masa perinatal.
Didapatkan bahwa
resiko kematian bayi dengan berat badan kurang dari gram atau lebih mencapai 5 sampai 9 kali lebih
besar daripada bayi yang lahir dengan berat 2500-2999 gram. Selain itu bayi
BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Malnutrisi pada
masa perinatal akan mempengaruhi pertumbuhan otak dan mengakibatkan kompl ikasi
yang akan berakibat buruk pada bayi tersebut di kemudian hari.
Preeklampsia
adalah suatu sindrome yang dijumpai pada ibu hamil diatas minggu terdiri dari hipertensi dan proteinuria
dengan atau tanpa edema. Pada Preeklampsia sering terjadi retardasi pertumbuhan
janin dan bayi dismatur bahkan bisa terjadi kematian janin dalam kehamilan dan
persalinan. Terjadinya retardasi pertumbuhan janin diduga karena koagulasi
intravaskuler, deposisi fibrin dan hipoperfusi darah ke plasenta yang
menyebabkan hipoks ia yang kronis dan atau gangguan nutrisi janin (Schjetlein
et all., 1997) Pada tahun 1990-1994 di RS Dr. Pirngadi tercantum angka kematan ibu (AKI) 102 dari
17052 persalinan (0,6%) dan penyebabnya adalah hipertensi dalam kehamilan (HDK)
33,4%, infeksi 22,55%, perdarahan 18,63%, dan penyebab lain 25,48% dari seluruh
kematian ibu. Dijumpai angka kematian perinatal (AKP) di rumah sakit yang sama
48% pada kasus preeklampsia ringan (PER), 17,11% preeklampsia berat (PEB) da n
32,0% pada eklampsia (Simanju tak, 1995) Berdasarkan uraian diatas menunjukkan
bahwa preekelampsia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya BBLR.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hubungan derajat preeklampsia
dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di RSU Pirngadi .
Contoh Skripsi Kedokteran:Hubungan Derajat Preeklampsia dengan Kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Pirngadi
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.